Sebenarnya Kerajaan Samudra Pasai sudah ada sejak tahun 1128 dengan
nama Kerajaan Samudra. Pendirinya adalah Nasimuddin al-Kamil dari Mesir.
Namun karena pusat pemerintahannya dipindah ke Pasai, lalu namanya
diganti Samudra Pasai.
Pada perkembangannya,
kerajaan ini mengalami perubahan setelah dinasti Fatimah dikalahkan
oleh dinasti Mamaluk. Dinasti Fatimah beraliran Syi'ah sedangkan dinasti
Mamaluk beraliran Syafi'i. Kerajaan Samudra Pasai juga mengalami
perubahan dari Islam aliran Syi'ah menjadi Islam aliran Syafi'i ketika
Samudra Pasai dipimpin oleh Sultan Malik al-Saleh (1285 – 1297).
Sepeninggal
Sultan Malik al-Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Malik al-Zahir I
(1297 – 1302). Ia sering mendapat sebutan Sultan Muhammad. Pada masa
pemerintahannya, tidak banyak yang dilakukan. Kemudian takhta digantikan
oleh Ahmad yang bergelar Al Malik az-Zahir II.
Pada
masanya, Samudra Pasai dikunjungi oleh Ibnu Batutah, seorang utusan dari
Delhi yang sedang mengadakan perjalanan ke Cina dan singgah di sana.
Menurut Ibnu Batutah, Samudra Pasai memiliki armada dagang yang sangat
kuat. Baginda raja yang bermadzab Syafi'i sangat kuat imannya sehingga
berusaha menjadikan Samudra Pasai sebagai pusat agama Islam yang
bermadzab Syafi'i.
Samudra
Pasai merupakan pelabuhan penting yang banyak didatangi oleh para
pedagang dari berbagai penjuru dunia, misalnya Gujarat dan Persia.
Akibatnya, pengaruh India dan Persia sangat besar di sana. Pedagang Cina
juga datang ke sana untuk memasarkan dagangannya. Barang dagangan utama
adalah lada yang menjadi bahan ekspor negara.
Samudra
Pasai memanfaatkan Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Pasai –Arab –
India – Cina. Samudra Pasai juga menyiapkan bandar-bandar dagang yang
digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus
masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke
luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia.
Pada abad
ke-14, Samudra Pasai menjadi pusat studi Islam dan tempat berkumpulnya
ulama. Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran setelah berdirinya
Kerajaan Malaka pada abad ke-15 karena para pedagang Islam mulai
memusatkan perdagangan mereka di Malaka.
Posted by Ade Dara Geofany
Posted by Ade Dara Geofany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar