Pegas merupakan benda berbentuk
spiral yang terbuat dari logam. Pegas sendiri mempunyai sifat elastis.
Maksudnya ia bisa mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula setelah
diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan sebagai gaya atau kekuatan lenting
suatu pegas untuk kembali ke posisi atau bentuk semula.
Dalam kehidupan sehari-hari
sebenarnya kita sering melukakan aktifitas-aktifitas yang bersangkutan dengan
penerapan ilmu fisika, baik kita sadari maupun tidak. Berikut ini adalah
beberapa penerapan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam
penerapan Elastisitas. Kita mulai dari teknologi yang sering kita gunakan,
yaitu :
1. Sepeda motor atau mobil.
Pegas yang
digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan sepeda motor. Istilah kerennya
pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas
ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati
permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang,
gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan
pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang
dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang
pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini,
pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas
yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu
menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas
melewati batas elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan
hilang. Agar pegas sepeda motor dapat awet muda, maka sebaiknya jangan
ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan
beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang).
Pegas bukan
hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga pada kendaraan
lainnya, seperti mobil, kereta api. Pada mobil, terdapat juga pegas pada setir
kemudi. Untuk menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang setir, maka
pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum I Newton (Hukum Inersia),
ketika tabrakan terjadi, pengemudi (dan penumpang) cenderung untuk terus
bergerak lurus. Nah, ketika pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan
sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan demikian, benturan antara
dada pengemudi dan setir dapat dihindari.
2. Karet Ketapel
Nah, contoh yang
sangat sederhana dan mungkin sering kita temui adalah ketapel. Ketika hendak
menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih dahulu
diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet
ketapel akan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan.
3.
Kasur Pegas
Contoh lain
adalah kasur pegas. Ketika kita duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya
berat kita akan menekan kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur
termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas
akan meregang dan termampat, demikian seterusnya. Akibat adanya gaya gesekan
maka suatu saat pegas berhenti bergerak. Kita yang berada di atas kasur merasa
sangat empuk akibat regangan dan mampatan yang dialami oleh pegas kasur.
4. Dinamometer
Dinamometer, sebagaimana tampak
pada gambar di samping adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk
menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer
terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya
anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas dikaitkan
dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang.
Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya ditunjukkan
oleh jarum pada skala yang terdapat pada samping pegas.
5.
Timbangan
Timbangan yang kita gunakan untuk
mengukur berat badan (dalam fisika, berat yang dimaksudkan di sini adalah massa)
juga memanfaatkan bantuan pegas. Hidup kita selalu ditemani oleh pegas. Neraca
pegas yang digunakan untuk mengukur berat badan, terdapat juga neraca pegas
yang lain.
By : Okta Anggraini Zuhdi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar