Rabu, 04 Desember 2013

sudah terlambat

Parahnya kerusakan lingkungan yang sudah diperbuat manusia ternyata tak mungkin bisa diperbaiki lagi. Emisi CO2 misalnya, meskipun berbagai langkah sudah kita lakukan untuk menghentikannya, sudah terlalu lambat untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran.
Seperti dilansir oleh Princeton.edu (24/11), para peneliti dari Princeton University menyatakan bahwa angka CO2 di bumi sudah kelewat batas. Alhasil, meskipun di masa depan kita sudah tak lagi memproduksi CO2, bumi akan tetap mengalami pemanasan global dan hancur.
Hal ini ditemukan dalam simulasi di mana bumi diibaratkan sudah memiliki 1,8 ribu ton CO2 di atmosfer. Jika saja angka ini tidak ditambahi lagi dengan gas emisi lainnya, maka bumi diperkirakan akan tetap memanas suhunya hingga seribu tahun mendatang.
Awalnya karbon sendiri akan melebur dengan 80 persen diantaranya diserap lautan dan tanah. Hal ini nantinya membuat suhu bumi mendingin. Namun, akibat panas yang dibawa CO2 ke bumi masih terperangkap atmosfer, suhu bumi pun perlahan memanas. Bumi pun diperkirakan akan naik suhunya sekitar 0,85 derajat Celcius jika dibandingkan dengan masa pra industri yang terjadi di awal abad ke-18.
Intergovernmental Panel on Climate Change sendiri menyatakan bahwa kenaikan suhu bumi lebih dari 2 derajat saja dibanding era revolusi industri, bumi akan hancur. Iklim akan berubah dan manusia harus menderita akibat perubahan iklim ini.
Temuan para peneliti ini sendiri sebenarnya bertentangan dengan konsensus sains mengenai temperatur global yang menyatakan bahwa suhu bumi akan konstan atau menurun jika emisi ditekan hingga angka nol. Namun, konsensus ini sendiri tidak menghitung adanya faktor bahwa lautan, terutama lautan di dua kutub, sudah kehilangan kemampuannya untuk menyerap panas dengan baik. by LPM leonanda pratama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar